Rabu, 16 September 2009

Perusahaan IT Indonesia bersaing dengan dunia global

Trend global perkembangan IT sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, yaitu:
1. Kemajuan teknologi dan telekomunikasi informatika
2. Globalisasi ekonomi yang menempatkan telekomunikasi sebagai jasa yang diperdagangkan dan sebagai sarana vital bagi sebagian besar jasa lainnya
3. Datangnya masyarakat informasi yang menempatkan informasi menjadi faktor produksi yang amat strategis

Strategi Pembangunan Industri IT di Indonesia


Kondisi krisis yang tengah dialami bangsa Indonesia membuat hampir semua sektor industri di Indonesia mengalami masa-masa sulit, terutama bagi industri yang membutuhkan modal dan biaya operasi yang tinggi. Hal yang sama juga dialami industri IT. Sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan perangkat keras, khususnya industri elektronika dan perangkat telekomunikasi, mengalami defisit yang luar biasa. Namun secara kontradiktif, ada suatu perkembangan yang harus teruss berlangsung di bidang jasa telekomunikasi. Kondisi lain yang tidak mendukung adalah berjayanya pemain-pemain besar dunia di bidang industri elektronika dan telekomunikasi di Indonesia. Mereka memang harus diakui dapat menawarkan produk-produk perangkat keras yang balk dalam segala aspek selain memang perkembangan teknologi informasi di Indonesia sudah dalam kendali mereka.


Suatu celah yang masih terbuka Iebar adalah penyediaan content dalam pengembangan jasa telekomunikasi baru. Industri yang kompeten dalam penyediaan content adalah industri perangkat Iunak. Indusri ini membutuhkan investasi yang relatif kecil dibandingkan industri IT lain yang bersifat hardware. Investasi yang paling utama dalam indusri perangkat lunak adalah kemampuan sumber daya manusia. Saat mi sudah banyak pergurnan tinggi yang setiap tahunnya menghasilkan ratusan hingga ribuan sumber daya manusia profesional di bidang pengembangan perangkat Iunak. Jadi dari sisi penyiapan sumber daya manusia, industri perangkat lunak di Indonesia memiliki potensi yang baik.


Permasalahan selanjutnya adalah mencari cara yang efektif untuk mengoptimalkan sumber daya manusia bidang pengembangan software yang berpotensi dalam mendukung pengembangan jasa telekomunikasi. Namun di tengah kondisi krisis yang masih melanda Indonesia, investasi yang besar jelas merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Dengan demikian kuncinya terdapat pada pengembangan perangkat lunak yang membutuhkan investasi jauh lebih kecil.


Lambat laun, namun pasti, pertumbuhan jasa telekomunikasi baru tersebut akan membedakan kontribusi yang berharga bagi perekonomian bangsa. Di saat kondisi sudah membaik, maka industri elektronika dapat kembali tumbuh untuk membenkan akselerasi yang lebih tinggi pada perkembangan jasa telekomunikasi.


Dengan melihat kondisi industri IT dalam negeri dan trend global IT, muncul beberapa tantangan dan peluang bagi industri IT dalam negeri untuk tumbuh dan bersaing dalam indusri IT global.

Beberapa kebijakan yang perlu difokuskan agar industri IT dalam neged mencapai daya saing global adalah sebagai berikut:


Mengarahkan investasi pada sektor industri teknologi Informasi

Dalam masa perkembangan teknologi yang sangat cepat seperti saat ini hampir tidak mungkin rasanya Indonesia mengejar ketertinggalan teknologi dalam bidang manufaktur/hardware. Kesulitan mi muncul tidak hanya karena semakin cepatnya perkembangan teknologi yang sangat cepat tetapi juga karena untuk memajukan suatu industd manufaktur dengan teknologi tinggi dibutuhkan biaya yang sangat besar.

Berbeda dengan industri manufaktur, industri teknologi informasi walaupun berkembang dengan sangat cepat tetapi reflatif masih dapat dikejar dengan biaya yang lebih realistis bagi Indonesia. Saat ini sifat teknologi informasi yang lebih terbuka juga memungkinkan Indonesia untuk dapat bersaing dalam memperoleh informasi mengenai teknologi informasi dengan Iebih mudah dan cepat (sesuai dengan sifat dari teknologi informasi itu sendiri).


Meningkatkan dan mengefektifkan fungsi Research and Development khususnya dalam teknologi informasi

Salah satu ketertinggalan yang utama dan bangsa indonesia dalam industri teknologi telekomunikasi, informasi dan efektronika adalah masalah penguasaan teknologinya. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut perlu dilakukan perubahan alokasi anggaran di masing-masing industri telekomunikasi, informasi dan elektronika dengan meningkatkan porsi untuk Research and Development.


Sesegera mungkin membangun regulasi untuk menunjang 0-commerce

Sejak dimulainya perdagangan barang melalui cara tradisional di pasar kemudian proses perdagangan yang dipercepat dengan memanfaatkan angkutan sebagai saran perpindahan barang sampai pada saat mi perdagangan yang memanfaatkan kecepatan cahaya (internet) untuk rnelakukan transaksi, perdagangan selalu tergantung pada hukum dan aturan yang berlaku antara pembeli dan penjual.

Dengan munculnya teknologi infomasi sebagai sarana melakukan perdagangan maka munculah beberapa masalah yang tadinya tidak ada dalam perdagangan sebelumnya seperti perdagangan lintas negara. Dengan adanya perdagangan lintas negara ini seorang pembeli dapat membeli produk dan negara manapun tanpa perlu bertemu dengan produsennya, hal mi akan semakin kompleks apabila produk yang dibeli adalah barang (hardgoods) karena menyangkut regulasi eksport import dari suatu negara ke negara lain.

Dalam hal regulasi ini banyak pihak bersepakat bahwa dunia perdagangan virtual me!alui teknologi informasi mi sebaiknya diatur oleh suatu regulasi yang tidak terlalu mengikat karena justru akan menghambat pertumbuhan perdagangan itu sendiri. Untuk itu ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menciptakan regulasi untuk perdagangan yang memanfaatkan teknologi informasi ini:

  • Sektor swasta harus mengambil peran utama dalam mengembangkan regulasi dalam perdagangan ini, karena internet adalah ‘market driven arena’ dan bukan ‘regulated arena' yang dari awalnya muncul karena dorongan pasar. Pada awalnya pasar atau perdagangan di internet memang muncul dari kebutuhan pasar itu sendiri tanpa adanya dorongan atau campur tangan pemerintah, sehingga sektor swasta sebagai pihak yang memunculkan perdagangan ini harus mengambil langkah terdepan untuk menciptakan aturan lingkungannya.
  • Terlalu banyak larangan akan menghambat perkembangan perdagangan karena yang diperlukan dunia perdagangan virtual mi sebenarnya adalah sekedar aturan main untuk meingkatkan kepercayaan penjual dan pembeli.
  • Keterlibatan pemerintah dalam menciptakan aturan main sebaiknya ditujukan untuk mendukung terciptanya lingkungan hukum yang mudah dan simple untuk perdagangan elektronis. Dalam hal mi pemerintah diharapkan dapat menciptakan aturan yang dipermudah terutama dalam proses pembuktian suatu transaksi yang bergeser dari hardcopy kepada format digital.
  • Regulasi yang mengatur perdagangan dengan rnemanfaatkan teknologi informasi harus mempertimbangkan regulasi di negara lain karena perdagangan mi merupakan perdagangan global yang tidak mengenal batas negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar